Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Dalam Mikro Ekonomi, kita mempelajari bagaimana perilaku konsumen dan produsen dipengaruhi oleh harga. Melalui teori permintaan dan penawaran misalnya, permintaan dan penawaran suatu barang dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri dalam keadaan citeris paribusNamun yang menjadi pertanyaan adalah apakah yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran barang apabila harga mengalami perubahan sebesar satu persen?
Dalam analisis ekonomi, secara teori mapun praktik, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan. Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap jumlah penawaran berbagai barang. Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran.
Singkatnya, elastisitas ini digunakan untuk mengukur seberapa responsifnya permintaan atau penawaran suatu barang terhadap perubahan harga. Lebih dari itu, teori tentang elastisitas ini juga dapat digunakan untuk mengambil kebijakan antara memilih menaikan harga penjualan atau menurunkan harga penjualan pada suatu keadaan.
1.       ELASTISITAS PERMINTAAN
Elastisitas permintaan dibagi menjadi tiga konsep berikut: elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan dan elastisitas permintaan silang. Dari ketiga konsep tersebut yang paling dikenal umum dan sering keluar di ujian kuliah saya 😊 adalah elastisitas permintaan harga.
11.1. Elastisitas Permintaan Harga
Dalam analisis, elastisitas permintaan harga kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Padahal elastisitas permintaan dibagi menjadi tiga konsep seperti yang disebutkan di atas. Hal ini karena orang lebih familiar menghubungkan perubahan suatu permintaan dan penawaran barang disebabkan oleh harga barang itu sendiri. Oleh karena itu, pada saat kita nongkrong di warung kopi dan ngobrol terkait elastisitas permintaan, maka yang dimaksud adalah elastisitas permintaan harga.
1.1.1.       Rumus Perhitungan
Elastisitas permintaan harga mengukur presentasi perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga sebesar satu persen. Hasil pengukuran tersebut dinamakan koefisien elastisitas. Koefisien elastisitas permintaan merupakan angka penunjuk yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga.

Misalkan harga berubah dari P menjadi P1 dan Jumlah barang yang diminta berubah dari Q menjadi Q1. Dengan permisalan ini rumus di atas dapat dinyatakan secara berikut:
Biar lebih jelas perhatikan dua contoh berikut:

1.1.1.1. Kasus Harga Menurun
Misalkan kita ingin mengetahui koefisien elastisitas dari permintaan ke atas beras. Didapati bahwa pada waktu harga beras adalah Rp 4000 sekilogram, jumlah beras yang dibeli konsumen adalah 10000 kg; dan pada waktu harga Rp 3000 sekilogram, jumlah beras yang ingin dibeli adalah 15000 kg. Dengan menggunakan rumus yang telah diterangkan, maka perhitungannya sebagai berikut:

Nilai koefisien elastisitas permintaan yang diperoleh ternyata negatif. Hal ini merupakan keadaan yang akan selalu terjadi. Tetapi pada saat menjawab soal biasanya koefisien elastisitas ditulis dengan angka mutlak, jadi koefisien elastisitas beras tersebut adalah 2 (dua) nilai negatifnya diabaikan.
Sebenarnya nilai negative tersebut mempunyai makna bahwa hubungan harga dan jumlah barang yang diminta mengalami perubahan ke arah yang berkebalikan. Penurunan harga menaikkan permintaan, manakala kenaikan harga menurunkan permintaan. Angka 2 (dua) tersebut berarti bahwa perubahan harga sebanyak 1 persen menimbulkan perubahan permintaan sebanyak 2 persen.
1.1.1.2. Kasus Harga Meningkat
Di dalam perhitungan di atas kita balik kondisinya. Dimisalkan bahwa harga mengalami kenaikan dari Rp 3000 menjadi Rp 4000, oleh sebab itu permintaan berkurang dari 15000 kg menjadi 10000 kg. Kalau perubahan harga dan permintaan dipandang secara ini, elastisitas permintaan ke atas beras adalah:

Perhitungan menggunakan rumus elastisitas permintaan tersebut mempunyai kelemahan. Perhatikan dengan seksama, padahal kita menggunakan angka dan rumus yang sama hanya saja kasusnya kita balik namun koefisien yang dihasilkan malah berbeda. Keadaan seperti itu selalu berlaku. Hal ini menyebabkan rumus tersebut kurang memuaskan. Oleh karena itu, dibuatlah cara perhitungan lain.
1.1.2.       Rumus Elastisitas yang disempurnakan (Elastisitas Busur)
Rumus ekastisitas yang disempurnakan ini dinamakan dengan Elastisitas Busur atau Elastisitas Arc Cara untuk memperbaiki kelemahan di atas adalah dengan menggunakan nilai titik-tengah (nilai di antara perubahan dan sesudah perubahan).
Rumus Elastisitas yang Disempurnakan disebut juga dengan Elastisitas Busur atau Elastisitas Arc
Dengan menggunakan rumus di atas di bawah ini dihitung kembali koefisien elastisitas permintaan beras.

Jika kita melihat kembali rumus terdahulu, hasil perhitungan yang menggunakan rumus sekarang berbeda dengan yang awal. Namun jika kita menggunakan rumus ini, kita bolak balik kasusnya maka hasilnya akan sama.
1.1.3.       Tingakt Elastisitas Permintaan
Nilai koefisien elastisitas berkisar antara nol dan tak terhingga. Elastisitas adalah nol apabila perubahan harga tidak akan mengubah jumlah yang diminta, yaitu yang diminta tetap saja jumlahnya walaupun harga mengalami kenaikan atau menurun.
Koefisien elastisitas permintaan bernilai tidak terhingga apabila pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Artinya berapa pun banyaknya barang yang ditawarkan oleh para penjual pada harga tersebut, semuanya akan dapat terjual.

Pada umumnya sifat permintaan terhadap kebanyakan barang adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4 dan 5. Permintaan yang terdapat dalam gambar 4 adalah permintaan yang bersifat tidak elastis. Dikatakan bersifat tidak elastis apabila koefisien elastisitas permintaan tersebut adalah di antara nol dan satu. Koefisien permintaan mempunyai nilai yang demikian apabila presentasi perubahan harga adalah lebih besar daripada presentasi perubahan jumlah yang diminta. Sedangkan pada gambar 5 adalah bersifat elastis yaitu kurva itu menggambarkan bahwa apabila harga berubah maka permintaan akan mengalami perubahan dengan presentasi yang melebihi presentasi perubahan harga.
1.1.4.       Faktor Penentu Elastisitas Permintaan
Apa yang menyebabkan berbagai macam barang berbeda elastisitasnya? Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang, diantaranya adalah:
  1. Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk menggantikan barang yang bersangkutan.
  2. Presentasi pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang tersebut.
  3. Jangka waktu analisis.

1.1.4.1. Banyaknya Barang Pengganti yang Tersedia
Dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat digantikan dengan barang lain yang sejenis dengannya. Kita ambil saja contoh kopi dan teh. Jika pada suatu waktu di warung, kopi sedang habis, kita bisa saja meminta digantikan dengan teh. Tetapi ada pula yang sukar mencari penggantinya, misalnya adalah listrik. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas di antara berbagai macam barang. Sekiranya suatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaannya cenderung bersifat elastis. Maksudnya perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut; mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih murah daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaan bertambah dengan cepat.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena kalau harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak berkurang; dan jika harga turun, permintaannya juga tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang masuk.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jenis barang pengganti terhadap suatu barang, maka semakin elastis sifat permintaanya.
1.1.4.2. Presentasi Pendapatan yang Dibelanjakan
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Misalnya sikap orang dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya, seperti gorengan atau minuman ringan. Kalau orang seseorang itu sudah menyukai minuman ringan atau gorengan tertentu, kenaikan harga minuman dan gorengan tersebut tidak akan banyak mempengaruhi permintaannya. Ia akan tetap membeli jenis minuman ringan yang sama, oleh karena pengeluarannya untuk minuman ringan atau gorengan tersebut merupakan bagian yang relative kecil dari pendapatannya.
Tetapi sikap seseorang tersebut berbeda terhadap barang-barang yang agak mahal seperti sepeda motor, televisi, dan leptop. Sebelum memutuskan untuk membeli barang-barang tersebut, orang akan membandingkan harga dari berbagai jenis produknya. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah.
Berdasarkan pengamatan tersebut dapat dikatakan : semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu barang, semakin elastis permintaan terhadap berang tersebut.
1.1.4.3. Jangka Waktu Analisis
Dalam jangka waktu yang singkat permintaan bersifat tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para pembeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan belakangan ini sehingga semakin lama jangka waktu permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang.
1.1.5.       Elastisitas Permintaan dan Hasil Penjualan
Selain untuk mengetahui perubahan permintaan suatu barang, koefisien elastisitas permintaan juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh kebijakan menaikan atau menurunkan harga terhadap hasil penjualan. Untuk permintaan yang bersifat elastis (koefisien lebih dari satu) kenaikan harga akan menyebabkan penurunan dalam hasil penjuala, sedangkan apabila permintaan bersifat tidak elastis maka kenaikan harga akan menyebabkan kenaikan hasil penjualan.
Untuk membuktikan teori tersebut, coba perhatikan kasus di bawah ini.
  • Apabila harga berubah dari Rp 1000 menjadi Rp 800 (keadaan I).
  • Apabila harga berubah dari Rp 800 menjadi Rp 600 (keadaan II).
  • Apabila Harga berubah dari Rp 600 menjadi Rp 400 (keadaan III).
  • Apabila harga berubah dari Rp 400 menjadi Rp 200 (keadaan IV).
  • Pada saat harga Rp 1000 jumlah yang diminta 2000 buah.
  • Pada saat harga Rp 800 jumlah yang diminta 4000 buah.
  • Pada saat harga Rp 600 jumlah yang diminta 6000 buah
  • Pada saat harga Rp 400 jumlah yang diminta 8000 buah
  • Pada saat harga Rp 200 jumlah yang diminta 10000 buah.

Ketika koefisien Elastisitas Permintaan sudah melebihi 1 (satu), menaikkan harga akan menyebabkan penurunan hasil penjualan. 
1.1.6.       Elastisitas Sepanjang Kurva Permintaan Garis Lurus
Dalam satu kurva permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya adalah berbeda-beda di berbagai tingkat harga. Untuk melihat buktinya coba perhatikan gambar berikut yang mengacu pada contoh kasus sebelumnya.

12.2. Jenis Elastisitas Permintaan yang Lain
Selain disebabkan oleh perubahan harga permintaan juga dapat berubah sebagai akibat dari perubahan faktor-faktor lain. Dua faktor yang sering dilihat pengaruh perubahannya terhadap permintaan adalah harga barang lain dan pendapatan pembeli.
1.2.1.       Elastisitas Permintaan Silang
Koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas permintaan silang atau dengan ringkas elastisitas silang. Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat perhubungan di antara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang (Ec) sebagai berikut:

Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bernilai negative, jumlah barang X yang diminta berubah ke arah yang bertentangan dengan perubahan harga barang Y. Kalau harga barang Y naik, maka jumlah permintaan terhadap barang X berkurang; sebaliknya kalau harga barang Y turun, maka jumlah permintaan terhadap barang X akan bertambah. Contoh dari kasus di atas adalah perkaitan antara harga kendaraan dengan permintaan BBM atau harga kopi dengan permintaan terhadap gula. Apabila harga kendaraan misalnya mobil turun drastis dan semua masyarakat dapat membeli mobil, maka permintaan terhadap BBM akan meningkat tajam atau apabila harga kopi naik, perubahan ini dapat mempengaruhi permintaan terhadap gula.
Nilai elastisitas silang untuk barang-barang pengganti adalah positif, yaitu permintaan terhadap suatu barang berubah ke arah yang bersamaan dengan harga barang penggantinya. Contohnya adalah mobil dan bus kota. Mobil dan bus kota adalah contoh dari barang yang dapat saling menggantikan. Kalau harga mobil meningkat, permintaan terhadap mobil berkurang, tetapi sebaliknya permintaan terhadap angkutan bus kota semakin bertambah karena orang lebih banyak lagi yang bersedia naik bus kota untuk bepergian.
1.2.2.       Elastisitas Permintaan Pendapatan
Koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang sebagai akibat dari perubahan pendapatan pembeli dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau secara ringkas elastisitas pendapatan (Ey).

Pada umumnya kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan permintaan. Di sini terdapat hubungan yang searah di antara perubahan pendapatan dan perubahan permintaan, dengan demikian elastisitas pendapatannya adalah positif. Barang-barang yang sifat elastisitas pendapatannya adalah demikian dinamakan barang normal. Beberapa jenis barang mengalami pengurangan dalam jumlah yang dibeli apabila pendapatan bertambah; berarti perubahan pendapatan dan jumlah yang dibeli bergerak ke arah yang berkebalikan. Dengan demikian elastisitas pendapatannya adalah negative. Barang seperti itu dinamakan barang inferior.
Elastisitas pendaptan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja terhadap jumlah yang diminta. Contohnya adalah beras, kenaikan pendapatan yang sangat tinggi tidak terlalu menambah permintaan kita terhadap beras yang tinggi pula, karena perut kita dalam menampung beras kan terbatas 😊. Berbagai jenis makanan dan hasil pertanian mempunyai elastisitas pendapatan yang kurang elastis, yaitu pertambahan permintaannya berkembang lebih lambat daripada pertambahan pendapatan.
Elastisitas pendapatan dikatakan elastis  apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan perubahan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan. Barang-barang tahan lama dan mewah adalah lebih elastis kalau dibandingkan dengan barang makanan dan pertanian.

Artikel ini juga telah diposting di laman Badrul Mozila gaes

Komentar